Hari ini gue pamit meninggalkan Jeju. Ssaem gue gak bisa nganter ke airport berhubung beliau harus ngajar pagi. Gue dan temen dianterin ke halte bus yang ke airport. Mereka berdua nungguin sampai gue naik bus. Bus ini sama kayak bus yang di Seoul, ongkosnya bisa dibayar pakai T-Money. Sebelum gue naik, lagi-lagi gue keduluan Ssaem gue. Beliau bayarin ongkos kita bertiga ke Pak Sopir dan nitipin kita bertiga. Gue pun pamit dan tentunya gak lupa ngucapin terima kasih banyak. It was a great time banget lah pokoknya di Jeju.
Day 5 - Gimhae Intl Airport - Busan
As always, hal yang pertama yang gue lakukan setelah mendarat adalah ke toilet. Hahaha. Abis menerima panggilan alam ini, gue pun melanjutkan perjalanan. Untuk menuju pusat kota, cukup naik kereta dari airport. Kereta di Gimhae berbeda dengan Incheon dan Gimpo. Disini keretanya berupa light rail. Jadi letaknya bukan di basement tapi di atas.
Diambil dari Airport Light Rail Station |
Dari stasiun Gimhae Airport ini, gue menuju Sasang St. Karena di Busan cuma One Day Trip, jadi untuk lebih hemat, gue beli One Day Pass yang bisa dipakai unlimited untuk naik subway. One Day Pass ini gak ada di Gimhae Airport St. Mungkin karena stasiunnya bukan stasiun subway. Gue beli One Day Passnya di Sasang St. Harganya 4500 KRW.
Ticket Machine |
Mesin ini cuma menerima pecahan 1000 dan koin 500 KRW.
Fyi, T-money masih bisa digunakan untuk naik subway. Cuma kalau hanya seharian di Busan, gue saranin sih beli One Day Pass. Di Busan tempat wisatanya lumayan jauh-jauh jadi bakalan sering naik subway. Bisa bangkrut ntar kalau pakai T-Money, sekali jalan 1300 KRW.
Berhubung temen gue bawaanya banyak, terpaksalah harus nitipin barang disini. Seperti halnya loker-loker di stasiun subway yang di Seoul, di Busan juga semuanya machine-based, gak ada yang manual. Emang ketje ya Korea.
First Destination adalah Haeundae Beach.
Day 5 - Haeundae Beach (해운대 해수욕장)
How to get there:
Get off at Haeundae St Exit 5
Hiks lagi-lagi itin gak berjalan sesuai planning. Emang bener lah pokoknya harus pergi dengan temen yang cocok. Kalau gak, mending pergi sendiri. Waktu itu emang agak panas sih dan hmm well ada yang laper trus nyaranin kalo ntar sore aja ke pantai gimana. Huuuft terpaksa demi harus menenggang temen (padahal status mereka cuma ngikut lho -.-) jadinya terpaksa gue harus merelakan destinasi ini. Apalah artinya ke Busan tanpa ke Haeundae. *sabaaaaaar sabaaar*
Berarti emang disuruh balik kesana lagi. Masih banyak yang harus dikunjungi.
Padahal impian gue mau lihat ini. Cr: hubpages.com |
Mari lanjut ke destinasi berikutnya.
Day 5 - Haedong Yonggungsa (해동 용궁사)
How to get there:
Dari St. Haeundae naik bus 181. Turun di 용궁사 (Yonggungsa)
Bus fare: tap pakai T-Money
Note: Jangan lupa pencet bell sebelum turun (Bus hanya berhenti either kita mencet bel atau ada penumpang yang mau naik di halte tersebut)
Dari halte, jalannya lumayan jauh dan agak nanjak.
Bus fare: tap pakai T-Money
Note: Jangan lupa pencet bell sebelum turun (Bus hanya berhenti either kita mencet bel atau ada penumpang yang mau naik di halte tersebut)
Dari halte, jalannya lumayan jauh dan agak nanjak.
Teman-teman gak usah takut nyasar. Tinggal ikuti keramaian, pasti nanti akan ketemu Kuil Yonggungsa-nya. Di kuil ini selalu rame, baik itu turis international, turis lokal, ataupun para penduduk yang memang dateng untuk beribadah. Di sepanjang jalan menuju kuil ini, banyak pedagang kaki lima yang jual souvenir, makanan, dan minuman.
Nah ini dia kuil Haedong Yonggungsa yang terkenal itu;
Next destination: Gamcheon Culture Village
Day 5 - Gamcheon Culture Village (감천문화마을)
How to get there:
Dari Haedong Yonggungsa, balik menuju St. Haeundae dengan bus 181
Naik subway dan get off at St.Toseong Exit 6.
Walk straight and turn right (route in teal colour). Take note of the small bus station board in front of the Pusan National University Hospital building (Block C, Cancer Centre, aka the PNU Cancer Centre).
Then take Bus 1-1 / 2 / 2-2
Halte bus ada di depan bangunan ini:
Seperti biasa, sebelum turun dari bus jangan lupa pencet bel. Untuk menuju Gamcheon Culture Village ini, turun di halte Gamcheon Elementary School.
Fyi, Gamcheon itu sebenernya perkampungan terbuka tapi punya post-post yang tentunya jadi salah satu keistimewaan tempat wisata ini. Biasanya di setiap post, para pengunjung bakal dapet stamp. Post-post tersebut tutup jam 17:00. Tragis banget gue nyampe sana jam 17.05. Untung banget nemu cafe yang ada rooftopnya. Jadinya gue foto-foto dari rooftop tersebut biar view santorini ala-alanya tetep dapet.
Jadi ceritanya gue mampir ke cafe tersebut sengaja buat nanya apakah boleh numpang foto di rooftopnya kalau kita order sesuatu. Pemilik cafenya pun dengan ramah mempersilahkan gue dan teman-teman untuk naik ke rooftoop sambil menunggu makanan datang. Eonni-eonninya baik banget. Hmm sebenernya udah ajumma sih, biar dia seneng gue panggil eonni. Hahaha. Trus mungkin karena gue ngomong dalam bahasa mereka kali ya, jadi pelayanannya super duper ramah banget.
Memang ya buat dapetin sesuatu, butuh perjuangan yang luar biasa. Akhirnya walaupun post-post di Gamcheon Village ini udah tutup, gue tetep dapet view yang bagus buat diabadikan.
Berhubung hari udah semakin sore, gue pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Kita pamit sama Si Eonni pemilik cafe. Mereka sempet nahan biar gak pulang dulu, trus gue bilang perjalanan kita masih jauh dan mereka pun maklum. Kalau gue liat, mereka antusias banget pingin ngobrol lama. Eonninya sempet nanya kenapa gue bisa lancar dan ngerti bahasa korea. Gue bilang aja karena dari dulu gue demen drama jadinya ada motivasi buat belajar bahasa korea karena pengen nonton tanpa sub.
Sebelum bener-bener balik, sempet foto dulu sama Si Eonni.
Naik subway dan get off at St.Toseong Exit 6.
Walk straight and turn right (route in teal colour). Take note of the small bus station board in front of the Pusan National University Hospital building (Block C, Cancer Centre, aka the PNU Cancer Centre).
Then take Bus 1-1 / 2 / 2-2
Halte bus ada di depan bangunan ini:
Seperti biasa, sebelum turun dari bus jangan lupa pencet bel. Untuk menuju Gamcheon Culture Village ini, turun di halte Gamcheon Elementary School.
Fyi, Gamcheon itu sebenernya perkampungan terbuka tapi punya post-post yang tentunya jadi salah satu keistimewaan tempat wisata ini. Biasanya di setiap post, para pengunjung bakal dapet stamp. Post-post tersebut tutup jam 17:00. Tragis banget gue nyampe sana jam 17.05. Untung banget nemu cafe yang ada rooftopnya. Jadinya gue foto-foto dari rooftop tersebut biar view santorini ala-alanya tetep dapet.
Jadi ceritanya gue mampir ke cafe tersebut sengaja buat nanya apakah boleh numpang foto di rooftopnya kalau kita order sesuatu. Pemilik cafenya pun dengan ramah mempersilahkan gue dan teman-teman untuk naik ke rooftoop sambil menunggu makanan datang. Eonni-eonninya baik banget. Hmm sebenernya udah ajumma sih, biar dia seneng gue panggil eonni. Hahaha. Trus mungkin karena gue ngomong dalam bahasa mereka kali ya, jadi pelayanannya super duper ramah banget.
Memang ya buat dapetin sesuatu, butuh perjuangan yang luar biasa. Akhirnya walaupun post-post di Gamcheon Village ini udah tutup, gue tetep dapet view yang bagus buat diabadikan.
Berhubung hari udah semakin sore, gue pun memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Kita pamit sama Si Eonni pemilik cafe. Mereka sempet nahan biar gak pulang dulu, trus gue bilang perjalanan kita masih jauh dan mereka pun maklum. Kalau gue liat, mereka antusias banget pingin ngobrol lama. Eonninya sempet nanya kenapa gue bisa lancar dan ngerti bahasa korea. Gue bilang aja karena dari dulu gue demen drama jadinya ada motivasi buat belajar bahasa korea karena pengen nonton tanpa sub.
Sebelum bener-bener balik, sempet foto dulu sama Si Eonni.
Thanks banget ya Eonni~ Salut sama keramahan warga Busan.
Day 5 - Jagalchi Market (자갈치 시장)
How to get there:
Dari halte Gamcheon Culture Village, Naik Bus 1-1 / 2 / 2-2 (arah balik).
Turun di Jagalchi Market, jangan lupa pencet bell sebelum turun. ^.^
Jagalchi merupakan pasar ikan / pasar seafood terbesar di Busan. Surga banget buat pecinta seafood. Gue kesini cuma mampir buat makan malam.
Turun di Jagalchi Market, jangan lupa pencet bell sebelum turun. ^.^
Jagalchi merupakan pasar ikan / pasar seafood terbesar di Busan. Surga banget buat pecinta seafood. Gue kesini cuma mampir buat makan malam.
Akhirnya disini juga gue bisa makan tteokpokki dengan tenang karna tempat ini jual tteokpokki tanpa soondae (Blood Sausage) dan teman-temannya.
Berhubung salah satu dari temen gue besoknya harus kembali ke Jakarta, ditambah lagi morning flight, jadi terpaksa harus balik cepet dari Busan agar bisa sampe Subuh di Seoul. Perjalanan dari Busan menuju Seoul memakan waktu 4,5 jam. That's why, harus naik bus jam 10an biar nyampenya dini hari.
Trus ya, tadi kan barang-barang dititipin di Sasang Station, jadilah harus mampir lagi kesana demi ngambil barang. Jarak Jagalchi ini ke Sasang cukup jauh. 1 jam-an kalo naik subway dan dari Sasang ke Terminal Bus juga 1 jam-an. *sigh*
Padahal gue udah berabad-abad bikin itin dengan sempurna biar gak bolak-balik kayak gini. Dari Jagalchi harusnya cuma 30 menit ke terminal. Trus gue juga gak harus balik cepet gini karena belom bakal balik ke Jakarta. Harusnya masih ada lagi yang bisa gue jelajahi. Busan Tower, Yongdusan Park, BIFF, belom lagi Gwangalli beach.
Emang harus kesini lagi tampaknya. Semoga taun depan lah ya. Dari Jepang mampir Korea.
Day 5 - Terminal Bus Nopo (부산종합터미널)
How to get there:
Naik subway Line 1, turun di Nopo St.
Pas turun ikutin aja petunjuk arah.
Stasiun ini langsung terintegrasi dengan Terminal Bus
Pas turun ikutin aja petunjuk arah.
Stasiun ini langsung terintegrasi dengan Terminal Bus
Terminal disini sangat amat jauh berbeda dengan terminal bus kita. Hahaha. Terminalnya semacam mini airport. Buat naik bus aja pakai gate-gate segala. Gue bertiga tadinya santai-santai aja. Pukul 10.20 baru turun nyariin busnya. Eh taunya gatenya lumayan panjang dan sempet lari-lari buat nyari gate 15 (Gate tujuan Seoul). Setelah drama lari-larian akhirnya gatenya ketemu juga. Abis nemu gate, trus pusing nyari busnya. Setelah ketemu langsung naik bus. Tiket tinggal tunjukin ke Pak Sopir. Nanti dia bakal men-scan tiket kita. You know? gue bertiga bener-bener naik busnya di last minute banget. Baru aja mendaratkan pantat di seat-nya dan busnya pun jalan. Gue lihat jam. Gila bener-bener super on-time parah. 10.30 teng teng langsung cus tanpa babibu.
Mobilnya nyaman banget. Even seat-nya lebih kece dari garuda economy class. Hahaha
Seat-nya bisa disetel nyaris 180 derajat. Trus juga ada tempat kaki. Jadi bisa tidur dengan nyenyak
Selama perjalanan menuju Seoul, mobil akan berhenti di rest area. Berhubung gue tidur aja selama di bus, jadi gak tau busnya berhenti berapa kali. Yang gue sadar cuma sekali berhenti di daerah Gumi (Kyeongsangbuk Province), tapi gue gak turun cuma nunggu di bus. Pas next stop, gue kebangun lagi. Gue pikir itu another rest area eh taunya udah disuruh turun aja sama Pak Sopir. Hahahha saking nyenyaknya tidur.
Alhamdulillah udah sampai lagi dengan selamat di ibukota.
Petualangan gue hari ini seharian full bakal ditemenin sama Ssaem gue. Sesuai kesepakatan semalem kita bakalan mengunjungi tempat-tempat wisata rekomendasi beliau. Oya paginya beliau udah beres-beres dan nyiapin sarapan buat gue dan 2 orang temen yang ngikut gue. Gue berniat mau bantuin di dapur tapi beliau malah nyuruh jalan-jalan dulu aja diluar. Sebelum jalan, beliau ngajarin cara menggunakan intercom rumahnya yang kayak di drama-drama *norak*, trus juga minjemin gue jaket tebel karena ngeliat gue yang cuma bawa jaket seadanya. Hahaha
Ini nih Rumah beliau dan lingkungan di sekitaran komplek.
Enak banget kayaknya tinggal di Korea, serba bersih, rapi dan teratur. Tata bangunan dan lingkungannya juga lucu-lucu. Gue nemuin tempat bermain bocah yang lucu banget di sekitaran komplek.
Puas bermain(?) gue kembali ke rumah Ssaem. Sarapan juga udah terhidang di meja. Gue dan temen cuma makan bareng Ssaem gue yang cewek. Si Bapak udah sarapan duluan sama si adek-adek (anaknya) karena mereka berdua harus ke Gereja. Anak-anaknya dianterin duluan. Setelah nganterin anaknya, kita pun pergi ke destinasi pertama. Oya berhubung mereka harus beribadah dulu, jadi gue disini cuma di drop aja. Nanti agak siangan sekitar jam 12an gue dijemput lagi.
Selama di Jeju ini, sorry ya guys gue gak bisa ngasih "How to Get There"-nya karena gue dianterin kemana-mana.
Selama di Jeju ini, sorry ya guys gue gak bisa ngasih "How to Get There"-nya karena gue dianterin kemana-mana.
Day 4 - Osulloc Tea Museum (오설록 티 뮤지움)
Location: 1235-3 Seogwang-ri, Andeok-myeon, Seogwipo-si, Jeju-do, South Korea
Nah ini dia first destination kita. Osulloc Tea Museum. Museum buat para pecinta teh, terutama green tea. Gila itu di dalemnya bener-bener full of tea. Segala macam dan jenis teh ada. Para pengunjung juga bisa nyobain sample tehnya gratis tanpa dipungut biaya.
Di dalem museum ini, juga ada cafe. Tentu saja menu di cafe ini serba teh. Menu yang paling laris manis adalah Green Tea Ice Cream dan Green Tea Cake-nya.
Gue gak jajan karena gue gak suka green tea, sukanya milk tea. Hahaha selera bocah banget.
Nah, sebagai bukti gue pernah kesini, gue pun membeli tumbler. Harganya 99.000 KRW
Fyi, Museum ini selain berupa gedung, juga dikelilingi oleh perkebunan teh yang super luas. Di samping bangunan museum, terdapat Innisfree Jeju House. Di sini pengunjung bisa membuat sabun secara langsung menggunakan bahan-bahan dari Jeju.
Unforgottable Moment
Disini gue mengalami kejadian yang super tak terlupakan. Kamera DSLR Nikon (boleh pinjem dari bokap) gue nyaris hilang. Kebetulan selama trip ini gue bawa HP, Xiaomi Yi Cam, trus Nikon juga. Nah karna keasyikan foto dari YiCam dan HP, gue paling cuma makai Nikon buat keperluan motret jauh. Gue sadar kamera gue udah gak ada di badan pas gue mo motret jauh karna ngeliat pemandangannya bagus. Itu udah sekitar 2 jam-an kita sibuk foto-foto. Gue langsung panik karna selama ini gue slalu ngalungin Nikon. Tadi sempet temen gue yang make tapi gue inget dia udah balikin. Gue tanpa babibu langsung cus lari dan ninggalin temen gue. Mulai menelusuri jalan dari awal kita keluar dari cafenya osulloc. Gue kelilingin semua spot sampai nyari-nyari di kebun teh. Gila itu gue lari-lari sambil sesegukan karna gak kuat lagi nahan tangis. Yang ada di benak gue saat itu gimana cara ngomongnya ke bokap. Kameranya ilang di negeri orang. Padahal gue sesekali minjem tapi malah gak bisa jaga barang.
Gue pun balik nyamperin temen-temen, ternyata mereka ga ada disana. Mereka juga ikutan nyariin kamera gue yang lenyap entah kemana. Gue turun lagi dan nelusurin lagi sambil nyamperin temen-temen gue. Gue nanya petugas disana, tapi gak ada, dia nyaranin nanya di bagian innisfree. Bodohnya karna gue gak yakin ada di innisfree, jadi gue gak nanya kesana. Karna ada wifi, gue pun voice call ke rumah. Mengaku dosa kalau Nikon kesayangan bokap ilang gegara guenya teledor. Bokap gue nenangin gue yang nangis. Beliau bilang gapapa, beliau gak marah. Justru karna itu gue malah makin berdosa. Nah disaat gue nelpon bokap, Ssaem ternyata dari tadi nyariin gue dan dia heran ngeliat gue telponan sambil nangis. Temen gue pun jelasin kalo gue kehilangan Nikon milik bokap. Beliau bantu nyariin dan you know what? Alhamdulilllllllllllllllllllaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah Nikonnya ketemuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu Ssaemnya nanyain ke bagian innisfree dan ternyata ada yang laporin kalo nemu kamera. God still blessing me. Ya Allaaaah~~ gak nyangka banget Nikonnya bisa balik di area wisata yang notabene orang-orang slalu rame dan datang silih berganti. Semoga yang nemuin dan lapor ke informasi dibalas dengan 1000 kebaikan lainnya. 복 많이 받으시길 간절히 바랄께요 ㅠㅠㅠㅠ 고맙습니다
Nah, sebagai bukti gue pernah kesini, gue pun membeli tumbler. Harganya 99.000 KRW
Fyi, Museum ini selain berupa gedung, juga dikelilingi oleh perkebunan teh yang super luas. Di samping bangunan museum, terdapat Innisfree Jeju House. Di sini pengunjung bisa membuat sabun secara langsung menggunakan bahan-bahan dari Jeju.
Unforgottable Moment
Disini gue mengalami kejadian yang super tak terlupakan. Kamera DSLR Nikon (boleh pinjem dari bokap) gue nyaris hilang. Kebetulan selama trip ini gue bawa HP, Xiaomi Yi Cam, trus Nikon juga. Nah karna keasyikan foto dari YiCam dan HP, gue paling cuma makai Nikon buat keperluan motret jauh. Gue sadar kamera gue udah gak ada di badan pas gue mo motret jauh karna ngeliat pemandangannya bagus. Itu udah sekitar 2 jam-an kita sibuk foto-foto. Gue langsung panik karna selama ini gue slalu ngalungin Nikon. Tadi sempet temen gue yang make tapi gue inget dia udah balikin. Gue tanpa babibu langsung cus lari dan ninggalin temen gue. Mulai menelusuri jalan dari awal kita keluar dari cafenya osulloc. Gue kelilingin semua spot sampai nyari-nyari di kebun teh. Gila itu gue lari-lari sambil sesegukan karna gak kuat lagi nahan tangis. Yang ada di benak gue saat itu gimana cara ngomongnya ke bokap. Kameranya ilang di negeri orang. Padahal gue sesekali minjem tapi malah gak bisa jaga barang.
Gue pun balik nyamperin temen-temen, ternyata mereka ga ada disana. Mereka juga ikutan nyariin kamera gue yang lenyap entah kemana. Gue turun lagi dan nelusurin lagi sambil nyamperin temen-temen gue. Gue nanya petugas disana, tapi gak ada, dia nyaranin nanya di bagian innisfree. Bodohnya karna gue gak yakin ada di innisfree, jadi gue gak nanya kesana. Karna ada wifi, gue pun voice call ke rumah. Mengaku dosa kalau Nikon kesayangan bokap ilang gegara guenya teledor. Bokap gue nenangin gue yang nangis. Beliau bilang gapapa, beliau gak marah. Justru karna itu gue malah makin berdosa. Nah disaat gue nelpon bokap, Ssaem ternyata dari tadi nyariin gue dan dia heran ngeliat gue telponan sambil nangis. Temen gue pun jelasin kalo gue kehilangan Nikon milik bokap. Beliau bantu nyariin dan you know what? Alhamdulilllllllllllllllllllaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah Nikonnya ketemuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu Ssaemnya nanyain ke bagian innisfree dan ternyata ada yang laporin kalo nemu kamera. God still blessing me. Ya Allaaaah~~ gak nyangka banget Nikonnya bisa balik di area wisata yang notabene orang-orang slalu rame dan datang silih berganti. Semoga yang nemuin dan lapor ke informasi dibalas dengan 1000 kebaikan lainnya. 복 많이 받으시길 간절히 바랄께요 ㅠㅠㅠㅠ 고맙습니다
Kejadian di atas bikin gue lebih hati-hati lagi. Nikonnya gak pernah gue lepas lagi. Gapapa foto pakai kamera lain, tapi Nikon tetep di kalungin :")
Selesai drama Nikon hilang, Ssaem pun ngajakin makan siang. Selama di perjalanan dia nenangin gue. Beliau saking menghargai gue yang muslim, sampai sepanjang jalan nanyain ke Sajangnim Restoran kalau disana ada pork apa nggak. Sampai akhirnya kita nemu resto yang no pork. Baik banget kan?
Gue pikir resto ini deket sama destinasi hasil briefing semalam. Tapi ya ampuuuun ternyata beliau bilang kalau kita udah setengah jalan ke Seongsan Ilchulbong. Sumpah gue terharu banget. Gue bilang gak usah kesana karna bakal ngabisin waktu di jalan. Tapi mereka dengan tulusnya bilang "여기까지 왔는데 우리가 무티아 가고 싶은데로 데려가줄께요" (Udah jauh-jauh kesini jadi kami putuskan ngajak Muthia ke tempat yang Muthia inginkan).
Terharu parah~~ Makasih Ssaem~~~ demi muridnya bahagia, bela-belain nemenin ke destinasi jauh sekalipun.
Kita pun melanjutkan perjalanan ke daerah Seongsan. Perjalanan memakan waktu 1,5 jam dari Restoran tempat makan tadi.
Day 4 - Gwangchigi Beach (광치기 해변)
Sebelum menuju Ilchulbong, kita mampir dulu di Gwangchigi Beach. Pantai ini juga terletak di daerah Seongsan. Searah sama Ilchulbong. Dari sini kita juga udah bisa melihat Seongsan Ilchulbong
Day 4 - Jeju canola Field (제주유채꽃밭)
Next Destination: salah satu ke tempat yang Most Visited di Jeju, iconnya Jeju, Jeju Canola Field. Padang bunga canola yang berwarna kuning ini juga searah dengan jalur menuju Ilchulbong. Kami mampir bentar di sini buat foto-foto. Gue melihat ada bendera 1N2D di sekitaran sini. Langsung girang gue pikir ada syuting 1N2D disana. Kan lumayan bisa ketemu om Cha Tae Hyun Emang bener sih ada syuting tapi baru aja kemaren syutingnya digelar. Kecewa deh penonton. Gak jadi liat live versionnya om Cha Tae Hyun
Day 4 - Seongsan Ilchulbong (성산 일출봉)
Ini dia Main Destinationnyaaaa~~~The Famous Seongsan Ilchulbong
Entrance Fee: 2000 KRW
Alhamdulillah yaaah~ rejeki anak sholehah, gue masuknya gratis karena dibayarin. *nyengir lebar*
Kita disini cuma manfaatin waktu buat foto-foto. Kita gak sampai naik ke puncak soalnya udah sore dan capek juga. Sebenernya kalau naik ke atas, pasti viewnya lebih mantep lagi.
Berhubung impian kesini udah tercapai jadi gue bilang ke Ssaem kalo gak usah ke Seojikoji gapapa. Ini udah lebih dari cukup. As always, saking baiknya mereka, mereka tetep bawa gue ke Seopjikoji. Aduuuuuh berasa jadi tamu agung banget selama di Jeju.
Oya disini gue juga nyempetin beli souvenir dan coklat jeruk khas jeju buat dibawa pulang.
Entrance Fee: 2000 KRW
Alhamdulillah yaaah~ rejeki anak sholehah, gue masuknya gratis karena dibayarin. *nyengir lebar*
Kita disini cuma manfaatin waktu buat foto-foto. Kita gak sampai naik ke puncak soalnya udah sore dan capek juga. Sebenernya kalau naik ke atas, pasti viewnya lebih mantep lagi.
Berhubung impian kesini udah tercapai jadi gue bilang ke Ssaem kalo gak usah ke Seojikoji gapapa. Ini udah lebih dari cukup. As always, saking baiknya mereka, mereka tetep bawa gue ke Seopjikoji. Aduuuuuh berasa jadi tamu agung banget selama di Jeju.
Oya disini gue juga nyempetin beli souvenir dan coklat jeruk khas jeju buat dibawa pulang.
Day 4 - Seopjikoji (섭지코지)
Seopjikoji ternyata letaknya gak begitu jauh dari Ilchulbong. Kita berhenti disini menikmati sore dan lagi-lagi rejeki anak sholehah, bisa liat sunset disini.
Entrance Fee: Free
Disini juga banyak spot foto yang bagus. Mungkin Jeju memang dasarnya indah kali ya jadi dimanapun foto jadinya bagus.
Sekitar jam 19:00, kita pun pulang. Sebelum sampai lagi di rumah, kita makan malam di salah satu Restoran Kalkuksu (salah satu jenis mie Korea). Lagi dan lagi semuanya ditraktir. Temen gue yang cuma ngikut dan sebelumnya juga gak kenal sama Ssaem gue ini, berasa ikutan hoki karena bener-bener gak ngeluarin sepeser pun selama di sini kecuali buat oleh-oleh.