Saturday, 1 October 2016

Day 2: Hongkong - Macau - Shenzhen: Explore Hong Kong (150814)


Hi guys~ gue balik lagi. Waaaah akhirnya gue bisa lanjutin tulisan ini setelah SETENGAH TAHUN ninggalin gitu aja yang "Day 1"-nya. As I told before, gue ke Hong Kong berdua aja tanpa ikut tour and travel. Akhirnya di tanggal 14 Agustus 2015, kita mendarat dengan selamat di HKIA (Hong Kong International Airport). As soon as landed dan menginjakkan kaki di dalam Airportnya kita berdua langsung takjub. Gilaaaa meeeen~ gue pikir Changi udah super gede dan bagus banget ternyata ini luar biasa jauh lebih keren dan gede dibandingin Changi. Kita bedua udah kayak norak bahagia gitu bisa sampai di HKIA ini.

HKIA. cr: hongkongairport

HKIA memang salah satu best airport di dunia. Top 3 along with Incheon, dan Changi. Tapi katanya Incheon masih belum bisa dikalahin. Incheon berada di urutan pertama selama 11 tahun (consecutive). Pas waktu itu, gue bener-bener ga bisa bayangin bakal sekeren apalagi Incheon kalau HKIA aja udah keren parah kayak gini. (Ternyata setelah gue alami sendiri, Incheon bener-bener super duper lebih keren parah. Dari turun pesawat -> arrival hall -> harus naik internal train dulu baru bisa sampai di passenger hall & imigrasi). Kalau HKIA, dari pas dateng untuk menuju imigrasinya masih manual jalan kaki. Tapi, pas departurenya beda. Nanti akan gue bahas lebih lanjut.

Sebagaimana yang biasa dilakukan pas mendarat di bandara manapun, kita pun melipir dulu ke toilet. Bersih-bersih, ganti baju, dan dandan dikit lah ya biar ga kucel banget. Kita sengaja bawa banyak persediaan tissue basah untuk bebersih badan dan  juga buat c*b*k. Maklum toilet di luar rata-rata kering. Selesai beberes, perjalanan pun dilanjutkan menuju imigrasi. Namun, karena belum makan dari pagi, sebelum menuju imigrasi kita beli sarapan dulu di 711 arrival hall ini. Sarapan yang kita beli ga jauh-jauh dari Kimbab & Banana Uyu.

Banana Uyu 8 HKD
711 arrival hall ini menjual berbagai macam rasa kimbab. Setelah diteliti ingredientsnya rata-rata mengandung pork. Untung banget ada satu jenis yang bisa dimakan. Kimbab Tuna. Fiuuuuuh~angel1 onion head

Kita lanjut berjalan ke arah imigrasi. Antrian imigrasinya panjaaaang bangeeet. Tapi alhamdulillah prosesnya cepet dan lancar jaya. Di imigrasi, kita nyerahin passport dan Arrival Card yang sebelumnya dibagiin dan diisi di atas pesawat. Berbeda dari biasanya, kita ga dapet cap di passport. Cuma dikasih print-an kertas kecil pengganti cap sebagai bukti kita udah sah masuk Hongkong. Kertas kecil ini ga boleh hilang. Oya untuk yang passportnya dipakein case, sebaiknya dibuka dulu sebelum proses imigrasi.


Pengganti Cap di passport. Gue tempel aja biar ga ilang. Dan sebagai bukti travel history juga kalau mau ngurus visa

Sarapan udah, imigrasi juga udah, hal penting lainnya yang harus diurus adalah beli Octopus Card. Octopus Card ini semacam Flazz nya kita / EZ Linknya Singapore. Kartu ini bisa diisi ulang dan bisa digunakan untuk pembayaran transportasi (MTR, bus, star ferry) ataupun sebagai alat pembayaran di convenient store. Octopus Card ini bisa dibeli di bandara. Setelah imigrasi, tinggal lurus aja. Nanti bakalan ketemu dengan counternya.

Counter MRT. Bisa beli Octopus Card disini
Octopus Card
Harga Octopusnya 150 HKD (saldo sebanyak 100 HKD + Deposit sebesar 50 HKD). Deposit ini bakal direfund kalau kita balikin kartunya. Cuma karna kita berdua pengen jadiin ini kartu sebagai kenang-kenangan jadinya kita sengaja merelakan deposit tersebut. Di saat beli Octopus Card ini, kita juga sekalian top up sebesar 100 HKD. Fyi, untuk top up saldo bisa dilakukan di setiap stasiun MTR. Oya di Hongkong disebutnya MTR (Mass Transit Railway) bukan MRT. Kita juga ga lupa buat ngambil peta Hongkong sepaket dengan peta jalur MTR.

Oke setelah semuanya beres, kita bergerak keluar airport menuju halte bus. 





 
Destinasi pertama kita adalah TIAN TAN BUDDHA NGONG PING VILLAGE.super onion head

TIAN TAN BUDDHA (BIG BUDDHA) - NGONG PING VILLAGE

How to get there:

Take Bus S1 then get off at Tung Chung Terminal (last stop)
From Tung Chung terminal you can either take a Cable car or Bus 23


Bus S1 Airport - Tung Chung Terminal
Gampang banget untuk menuju Tungchung Terminal. Kita tinggal turun di pemberhentian terakhir Bus S1 ini. Untuk ongkosnya juga bisa dibayar dengan Octopus Card. Cash juga boleh tapi biasanya harus duit pas karena ga bakal ada kembalian.

Gue berdua dari awal emang berniat nyobain semua mode transportasi. Jadinya dari Tungchung Terminal, kita ke Ngongping Village naik Bus 23. Turunnya baru naik cable car. 


Perjalanan ke Ngong Ping Village memakan waktu sekitar 30 menit. Ngong Ping Village ini terletak di atas bukit, puncak tertinggi di Lantau Island, Hongkong. Jalannya juga luar biasa ngeri-ngeri sedap. Berkelok-kelok, tanjakan dimana-mana dan di sampingnya jurang. Oya untuk ke Ngong Ping Villagenya, kita cukup turun di pemberhentian terakhir.





Suasana Ngong Ping Village saat itu rame banget. Sebagian besar dipenuhi sama turis lokal sih. Mungkin karena bukan musim liburan, jadinya gue jarang liat ada penampakan turis yang ga sipit. Even cuma kita berdua juga yang jilbab-an di sana.

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Berhubung kita belum check in penginapan yang posisinya di Tsim Sha Tsui, Kowloon Island (sekitar sejam–an dari atas bukit ini) dan jadwal juga padet merayap jadinya kita memutuskan untuk turun. Yang  terpenting adalah udah puas foto-foto di sini sebagai bukti nyata kalau udah pernah menginjakkan kaki di salah satu destinasi mainstream turis kalo ke Hongkong.

Kita turun dari Ngong Ping Village menggunakan Cable Car. Cable Car-nya ada 2 jenis yaitu: Crystal Cabin (yang lantainya transparan) dan Regular Cabin (lantainya biasa) . Kita beli tiket untuk yang biasa aja soalnya kita berdua sama-sama Acrophobia (alias takut ketinggian). Naik Cable Car ini aja udah bisa dibilang suatu hal yang super berani yang pernah  kita lakuin.

Harga tiket Cable Car untuk yang regular ini 130 HKD. Setelah beli tiket di loket, kita pun antri naik Cable Car. Sepertinya kita lagi hoki, antriannya pendek. Beda banget sama antrian Cable Car di Tung Chung (untuk menuju ke atas bukit ini). Bener-bener mengular. Setelah beberapa orang naik, akhirnya giliran kita berdua pun tiba. Awalnya gue pikir satu Cable Car itu bakalan nyampur sama orang lain. Ternyata enggak. Jadi tiap Cable Car isinya ya kita-kita doang. Kalo misalnya lo kesananya sendirian , yaudah Cable Car jadi berasa milik Pribadi deh.

Cable Car yang kita naikin pun bergerak menuruni bukit ini. Omaigaaaaaaaat akhirnya gue tau kenapa Ha Ha dan Yoo Jae Suk segitu takutnya naik Cable Car ini. Kita aja yang naik Cabin biasa udah tereak-tereak macem orang gila apalagi mereka yang takut ketinggian trus naik Crystal Cabin. Untuuuuuung bangeeet kita gas sok-sok an beli yang Crystal Cabin.


Sekitar 20 menitan, kita pun sampai di Tung Chung dengan selamat.


Dari Cable Car station ini kita jalan kaki sekitar 10 menit menuju Tung Chung MTR station.

Kita naik MTR menuju Tsim Sha Tsui. Tsim Sha Tsui (baca: simsacoi) ini adalah pusat kota di Kowloon Island. Daerah yang sangat ramai turis. Rata-rata penginapan murah juga berada di daerah ini. Gue berdua nginep di salah satu hostel di Chung King Mansion.

CHUNGKING MANSION

How to get there:

Take MTR at Tung Chung Station and get off at East Tsim Sha Tsui Exit N5

Note: Jangan lupa pelajari jalur MTR nya dari peta yang udah diambil di airport agar tidak kebingungan dimana harus transit. Atau juga bisa dilihat di pintu keretanya.

Kita menginap di New Yan Yan China Hostel. Total biaya yang kita habiskan untuk penginapan ini masing-masing 382.5 HKD untuk 4D3N. Hostel ini berada di flat D Chungking Mansion - Nathan Road. Dari Exit N5 tinggal jalan kaki ke arah kiri. Jangan kaget karna di Chungking Mansion ini sangat banyak orang kulit hitam (yang kayak pemain sepak bola) dan orang India. Mereka juga biasanya suka nawarin penginapan buat yang belum tau mau nginep dimana. 



Gue berdua awalnya lumayan shock sih. Pas keluar N5, langsung berhadapan sama lautan manusia. Selain gedungnya tinggi-tinggi, manusianya juga super rame. Baru kali ini nemu situasi kayak begini. Well, but it's the real Hongkong after all. Disini manusianya lebih rame dibanding kendaraannya. Kebalik ama Jakarta yang lebih padet sama kendaraan. Oya berhubung Chungking Mansion berada di daerah ini, otomatis juga rame dong. Tapi ada hal yang lebih bikin gue tambah shock yaitu lantai dasarnya Chungking Mansion semacam ITC. Ada yang jual peralatan sehari-hari, Money Changer, dan juga banyak kantin-kantin India. Di depannya juga rame sama ras yang gue bilang tadi. Tapi walaupun keliatannya menyeramkan, Alhamdulillah orang-orang itu ga gangguin kita sama sekali. Palingan cuma nawarin penginapan atau makanan halal.

Kita pun masuk ke Chungking Mansion dan naik ke lantai yang dituju (mengacu ke alamat yang ada di bukti booking). Pas kita nyampe, kita langsung lapor ke petugasnya. Kata petugasnya New Yan Yan yang kita maksud udah pindah ke flat E (masih gedung yang sama). Dia pun ngasih alamat barunya. Setelah dapet alamat baru, kita pun menuju ke sana. Pas nyampe sana, ternyata yang kita temui adalah orang kulit hitam gitu padahal kalau based on info di booking(dot)com yang punyanya Chinese. Kita berdua jadi agak ragu dan takut kena tipu. Tapi ternyata setelah ngobrol, petugas itu baik dan ramah. Dia cuma bantuin jaga karna pemiliknya lagi keluar. Abis nyocokin data, kita pun dikasih kunci dan juga dianter ke kamar sambil jelasin ini itu dan ngasih tau password Wifi pastinya. Dia bilang nanti kalau pemiliknya dateng, kita bisa bayar sama pemilik tersebut. Gue berdua pun mandi, sholat Jama' Zuhur Ashar, dan beres-beres. Abis itu, kita pun melanjutkan perjalanan.

Fyi, jangan berekspektasi lebih sama kamar di Chungking Mansion. Kamarnya bener-bener pas-pas buat berdua banget. Selangkah dari tempat tidur langsung ketemu kamar mandi. Tapi walaupun kecil, isinya lengkap kok. Ada TV, AC, meja kecil, air panas, peralatan mandi juga disediain. Nyamanlah buat sekedar istirahat doang

THE PEAK - MADAME TUSSAUD - SKY TERRACE

How to get there:

Take MTR at East Tsim Sha Tsui / Tsim Sha Tsui 
and get off at Central Exit J2
Lanjut jalan kaki mengikuti petunjuk arah.
Selama di Hongkong, kita bener-bener rajin jalan kaki. Buat yang ga terbiasa jalan, harus siapin tenaga banget dan counterpain pastinya buat diolesin ke kaki sebelum tidur.cute2 onion head



Sesampainya di gerbang the peak, kita langsung ke loketnya untuk beli tiket. Harga tiket terusan (PP Peak Tram + Madame Tussaud + Sky Terrace) 382.5 HKD. Setelah dapet tiket, kita pun antri naik Peak Tram. Antriannyaaaaaaaaaa luar biasaaaaaaaa....
hell yes onion head


Peak Tram ini akan membawa kita ke titik tertinggi di Hongkong Island yaitu The Peak. Tram ini juga berjalan di kemiringan 45 derajat. Jadi, pas kita berada di dalam tram, kita bakal ngelihat pemandangan dan gedung-gedung sekitar jadi miring. Nah yang lebih mendebarkan adalah pas pulang. Tram ini berjalan mundur. Bayangin aja tuh di kemiringan 45 derajat jalannya mundur. Kalau dapet duduk mah enak. Untung banget gue berdua dapet duduk pas pulangnya. Ga kebayang kalau berdiri kayak pas naik.

Sesampainya di atas, tujuan pertama kita adalah Madame Tussauds. Tinggal ikuti petunjuk arah maka kalian akan sampai di Madame Tussauds. Bagi yang belum tau, Madame Tussaud adalah museum patung lilin yang isinya patung tokoh-tokoh terkenal di dunia. Perbandingan ukuran patung dan aslinya adalah 1:1. Ga cuma ukurannya yang sama persis, tapi wajahnya juga super mirip. Madame Tussauds ini terdiri dari beberapa area. Di setiap area, ada berbagai macam tokoh. Mulai dari area actor legend macam Bruce Lee dan Jackie Chan sampai area K-Pop.




Setelah semua area terjelahi, kita pun menuju Sky Terrace. Lokasinya ada di lantai paling atas gedung ini. Dari Sky Terrace ini kita bisa melihat Hongkong secara keseluruhan.



Karna udah malem banget, kita pun menuju tempat antri Peak Tram. Antriannya bener-bener gak kalah panjang dari pas naik. Kita nungguin giliran sampai bisa naik tram sekitar 30 menit. Oya tiket jangan sampe ilang karna kalau mau naik tram untuk turun harus nunjukin tiket terusan yang udah dibeli.

Kita pun melanjutkan perjalanan menuju hostel. Kali ini gue berdua pulangnya ga naik MTR tapi naik Star Ferry. Dari awal kita emang udah niat buat nyobain semua transportasi di Hongkong terutama Star Ferry ini. Kita bener-bener ngandelin petunjuk arah doang. Sempet nyasar-nyasar dikit tapi akhirnya ketemu juga dermaga Star Ferrynya. Ternyata jalannya juga lebih jauh dari yang dibayangin.




Octopus card juga berlaku untuk naik star ferry. Ongkosnya cuma 2 HKD. Perjalanannya juga bentar banget. 5-10 menitan. Jadi, star ferry ini merupakan salah satu transportasi umum yang menghubungkan Hongkong Island dan Kowloon Island. Jangan lupa kalau ke Hongkong harus cobain naik star ferry ini. Isi dalam kapalnya lucu.



Kita pun sampai di dermaga Kowloon. Lagi-lagi kita berpedoman sama yang namanya petunjuk arah. Walaupun sebelumnya udah survey blog-blog orang tapi tetep ga bisa lepas dari yang namanya petunjuk arah. Setelah dijalani, ternyata Nathan Road lumayan jauh dari dermaga Star Ferry. Ditambah lagi Nathan Road yang super panjang. Awalnya kita mikir Nathan Road itu cuma yang disekitaran Chungking Mansion. Ternyata oh ternyata yang namanya si Nathan Road ini luas dan panjang banget. Kayaknya dari turun Star Ferry sampai di depan Chungking, kita ngabisin waktu sekitar 30 menit buat jalan kaki. Mungkin karna disana selalu rame kali ya jadi ga berasa banget jauhnya jalan kaki. Sebelum ke Chungking, kita berdua mampir dulu di 711 buat beli makan malam. Sedih ya makan malamnya di 711. Tapi ga ada pilihan lain. Diluaran emang banyak yang jual makanan tapi babi semua. Susah banget nyari makanan halal. Bahkan di 711 juga rata-rata makanannya berbabi ria. Mau beli makan aja ribetnya minta ampun. Cek ingredient satu-satu. Kalau ingredientnya full dalam bahasa mandarin, kita ga berani beli. Ya ujung-ujungnya gitu deh. Yang bisa dibeli dan dimakan cuma roti dan susu. Hahaha sedih banget.crying2 onion head

Abis jajan kita langsung naik ke kamar. Mandi, makan makanan yang udah dibeli tadi trus sholat Jama' Maghrib dan Isya. Sebelum tidur, kerjaan kita setiap malamnya adalah nyatet pengeluaran dan ngitungin sisa duit yang ga seberapa.

Begitulah kisah hari pertama gue dan travelmate gue tercinta, mpok Ochie di kampungnya om Jackie Chan. admire onion head

No comments:

Post a Comment