Trip kali ini tak lain dan tak bukan adalah trip murahan. Gimana nggak? Dirayu dikit aja langsung tergoda. Apalagi setelah mendengar budgetnya under 1 Mio.
"SERIUS DI BAWAH 1 JUTA?"
"BENERAAAAN. Detailnya di email yak"
Fitri pun email itinerary dan rincian budget ke gue dan Toci.
Kenapa emailnya cuma buat kita berdua? Yang lain ga ikutan?
Hmmm sepertinya yang lain ga semurahan kami. Hahahaha.
Abis liat itin dan rincian budget, tekad kami bertiga semakin bulat. Seminggu kemudian langsung eksekusi tiket kereta. Dan ternyata Traveloka lagi promo. Kita pun dapet tiket eksekutif PP Gambir-Semarang 400 ribu saja. Yeaaaay artinya budget ke Semarang semakin murah.
"Maka nikmat Tuhan-mu yang manakah yang kamu dustakan?"
Hari yang dinanti pun akhirnya tiba. Sebelum ayam berkokok, Gue dan Toci sudah berada di Stasiun Gambir. Lha? Fitri mana? Dia udah duluan berangkat ke Jogja, outing kantor. Sesungguhnya kita berdua hanyalah tumbal buat nemenin dia extend hari, mumpung Jogja dan Semarang ga begitu jauh.
Gue dan Toci naik kereta jam 7. Sebelum masuk ke waiting area (peron), kita diwajibkan untuk print tiket di mesin yang telah disediakan.
Ikuti tutorial berikut untuk mencetak (print) tiket kereta:
Mesin untuk print tiket kereta |
Ga usah panik dan bingung, |
Masukkan kode booking kereta yang sudah didapat secara online saat pembelian. Lalu klik "Cari/Search" |
Cocokkan data, lalu klik "Cetak/Print" |
Here it is. Tiket Kereta Argo Muria tujuan Semarang |
Sekitar pukul 6, kita masuk ke waiting area untuk menunggu keberangkatan. Peron masih sepi. Kita pun memanfaatkan kesempatan ini buat foto-foto. Kalau lagi jalan-jalan kayak gini, tingkat kenarsisan naik 1000 level.
Tak lama kemudian, penumpang pun dihimbau untuk segera memasuki kereta. Tepat pukul 7 teng, kereta pun mulai bergerak meninggalkan Stasiun Gambir. Salut sama transportasi Indonesia jaman now xDDD
Kereta eksekutif Argo Muria ini hanya berhenti di 4 stasiun besar. Mungkin selain tempat duduk yang nyaman, check point ini pula yang membuat perjalanan 6 jam benar-benar tidak terasa sama sekali. Atau apakah karna kita udah pernah ke Bandung 8 jam ya?
Apapun itu, yang penting sampai di Semaraaaaaaaaang~~~~~
Rincian budget perjalanan kali ini.
Tips: Manfaatkan semua promo yang ada.
Mengutip kata-kata adik gue:
"Modal Mikro Hasil Makro"
Trus di Semarangnya kemana aja sih?
Hotelnya asyik gak?
Kulinerannya yang rekomended apaan aja?
Klik link di bawah untuk cerita dan info lebih lanjut
- Tempat Wisata yang Wajib Dikunjungi di Semarang
- Hotel Ibis Budget: Rate kaki 5, Kenyamanan Bintang 5
- Wisata Kuliner di Semarang
Cheers,
Muthia
Bagi para pecinta underwater, mungkin sudah tak asing mendengar kata "Tanjung Putus". Yass! Salah satu surga underwater di Provinsi Lampung. Namun, seperti yang udah gue tulis di cerita sebelumnya (klik di sini),
kalau gue ini bukanlah anak laut, jadi plis jangan berharap gue bakal post
foto-foto underwater. Sedih euy cuma bisa ngapung dan ngintip dari permukaan.
Tapi untunglah semua itu terobati dengan pemandangan di sekitar yang begitu indah. Tak perlu harus menyelam untuk melihat keindahan Tanjung Putus ini. Hamparan pasir putih yang membelah lautan sungguh luar biasa bikin gue takjub. Like finally, menemukan destinasi favorit di trip kali ini.
Cukup lama waktu yang kita habiskan di Tanjung Putus berhubung ini merupakan destinasi terakhir sekaligus destinasi utama untuk para Snorkeler. Sebelum kesini, kita semua sudah packing seluruh barang bawaan. Jadi tinggal cus pulang.
As always, kalau lagi bahagia rasanya waktu emang begitu cepat berlalu. Ga terasa sudah saatnya kita kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Dermaga Ketapang. Namun, sebelum pulang tak lupa untuk foto grup.
Sekitar pukul 13:00, kita berlabuh di Dermaga Ketapang. Mobil yang kemaren kita tumpangi juga sudah menunggu di sana. Sekitar pukul 14:00, sehabis sholat dan mandi (bagi yang pengen), kita pun meninggalkan Dermaga Ketapang.
Di perjalanan menuju Pelabuhan Bakauheni, kita mampir di Restoran Padang. Jauh-jauh ke Lampung, makannya rendang juga.
Dan tentu saja tak lupa pula mampir di pusat oleh-oleh Bandar Lampung. Gue pun memborong Kripik Pisang Coklat Yen Yen. Semacam kalap liat Pisang.
Nah, makan udah~ belanja udah~ sekarang kita lanjut ke Pelabuhan Bakauheni. Ya ampuuuuun, di perjalanan tak henti-henti dzikir gegara Pak Sopir. Ini sopir Medan apa sopir Lampung. Gila udah kayak maen Need for Speed. Nyelip-nyelip di antara mobil-mobil gede. Mana jalanan Lampung tipikal jalanan Sumatera yang berkelok-kelok. Untunglah kita semua selamat sampai Bakau. Oya temen gue, Leli, ga lanjut ke Bakau. Dia pulang ke rumahnya jadi turun di pusat kota Lampung.
Sesampainya di Bakau, lagi dan lagi harus menunggu semuanya komplit. Ujung-ujungnya baru pukul 21:00 naik kapal dan sekitaran jam 2:00 dini hari mendarat di kamar. Sungguh perjalanan yang panjang.
Walau lelah tapi semua terbayarkan dengan foto-foto cantik di Tanjung Putus.
Yeaaaaay Thanks TRIPACKER sudah mengarrange trip ini dengan baik. Walaupun suka ngaret tapi well-done. Semoga kedepannya bisa lebih On Time.
To Travel, Friendship, and be Happy
Cheers,
Muthia
Sekian jam perlanan telah dilewati namun kita masih belom sampai juga di tujuan yang sesungguhnya. (Cerita sebelumnya ada di sini: Previous Story).
Lagi-lagi itinerary hanya tinggal itinerary. Pukul 8:00 yang harusnya kita sudah nyebrang dari Dermaga Ketapang berakhir menunggu rombongan yang masih belum datang. Jadi ternyata meeting pointnya ga hanya di Merak, tapi juga ada rombongan yang langsung join di Dermaga Ketapang. Barulah pukul 10:00 kita berlayar ke Pulau Pahawang.
Ngaret lagi ngaret lagi hadeuuuuuuh~~
Tapi alhamdulillahnya adalah walaupun ngaret, sarapan tetep
tersedia
Pulau Kelagian
Ini adalah destinasi pertama kita. Setelah berlayar sekitar
45 menit, akhirnya kita sampai di tempat ini. Lumayanlah ya bisa melihat pasir
(yang ga begitu) putih.
Karena ini belum sampai
Pahawangnya, jadi gue masih mikir "Ooooo iya ini kan Pulau Kelagian.
Jadi wajarlah pasirnya ga begitu cantik. Yang bagus banget kata orang kan
Pahawang. Okesip"
Waktu berkunjung pun habis.
Kita harus kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi utama
yaitu PAHAWAAAAAAAAANG~~ *girangnya minta ampun*
Pulau Pahawang
Dan jeng jeng jeeeeeeng~ ini dia Pulau Pahawang itu.
Ga ada pasir putih
Ga ada pantai cantik
Ga seperti yang gue bayangkan
Ternyata Pahawang
itu adalah pulau yang dihuni oleh sekumpulan penduduk. Intinya sih semacam
pemukiman warga yang terletak di pinggir laut. OMG. Gue berekspektasi terlalu
tinggi emang. Ya gimana dong abisnya orang-orang bilang "Wajib ke
Pahawang. Bagus Banget"
Anyway, walaupun di luar yang dibayangkan, bukan
berarti gue dan teman-teman ga menikmati perjalanan ini. Buktinya kita tetap
semangat wefie dimanapun berada dan bagaimana pun kondisinya.
Di Pulau ini kita numpang tinggal di rumah penduduk. Setiap
rumah akan menampung sekitar 10 orang. Kita kebagian rumah yang paling depan
bersama 6 orang lainnya. Berhubung kamar yang bisa ditempatin cuma 1, jadi
harus ada yang mengalah untuk tidur di luar. Untungnya tim housemate berbaik
hati merelakan kamar buat kita berempat. *Rejeki anak sholehah*
Setelah meletakkan barang-barang, kita dijamu oleh tuan
rumah. Yes saatnya makan siang~~~
Menunya sederhana tapi nikmat.
- Ikan (Sumpah ikannya enak banget. Masih
kebayang-kebayang nih ampe sekarang)
- Sayur
- Tahu Tempe
- Kerupuk
- Sambel
Nah, perut udah kenyang, sekarang saatnya beraktivitas
kembali. Schedule kita selanjutnya adalah SNORKELING
Spotnya dimana? Yuk ikuti terus cerita gue dan teman-teman. Jangan
ganti channel yah.
SNORKELING DI TAMAN NEMO
Kedengerannya kece ye? Tapi taukah kalian kalau kita
berempat sebenernya cuma ngapung-ngapung di atas doang.
Ga ada satu orang pun dari kita yang bisa nyelem. Hahahaha.
Miris yes. Bahkan gue pun juga cuma bisa menatap nemo-nemo dan landmark dengan
tulisan "TAMAN NEMO" dari jauh. Padahal udah siap mau di foto
underwater sama Mas TRIPACKER tapi benemin kepala aja ga bisa
Ujung-ujungnya tau ga kita foto kayak apaan?
Nih dia:
Setelah agenda snorkeling selesai, kita balik ke penginapan yang
notabene adalah rumah penduduk yang kita tumpangi. Di sana kita mandi
bergantian. Antri cuy.
Sembari ditinggal mandi, niatnya sih mengecas semua HP dan gadget
yang dibawa.
Tapi ternyata Ya Tuhaaaaaan.
Ga ada listrik kecuali jam 18:00 - 05:00
Bisa bayangin kan betapa ga enaknya hidup tanpa colokan di jaman
sosmed kayak gini. Udah listrik ga ada, sinyal pun udah kayak Qalqalah (Hidup
Hidup Mati).
Sungguh gue ga bisa bayangin kalau gue hidup kayak gini.
Ya tapi mau gimana lagi, udah nyampe sini ya pasrah aja lah
ya. Harus bersabar menunggu malam datang biar bisa ngecas HP dan kamera.
Untunglah baterai untuk sunset cruise masih mencukupi.
SUNSET CRUISE
Sunset Cruise tapi ga pake cruise. Lha trus pakainya apa
dong?
Ya kapal nelayan yang kita tumpangi dari pagi doooong.
Kapal yang sangat berjasa. Membawa kita menyusuri lautan mengejar
sunset.
Entah karna cuaca yang emang kurang bagus, atau gue yang ga bisa
motret, hasil foto mengejar sunset cuma alakadar kayak gini
Seiring tenggelamnya matahari, kapal pun mulai merapat kembali ke
dermaga. Kita pun berkumpul di rumah (penduduk) masing-masing.
Di sini gue sadar maksud orang-orang kalau Pahawang bagus. Yups
bagus bawah lautnya. Walau gue cuma bisa menatap nanar dari permukaan sih.
Dan di perjalanan ini pula gue sadar kalau gue ternyata bukan anak
pantai, anak pulau, ataupun anak alam.
Ya saya lebih cinta kota dengan segala hiruk pikuknya, serta
gedung-gedung dan lampu-lampunya. Ga kuat cuy kalau hidup tanpa lampu dan
listrik
-to be continued-
Perjalanan kita masih belum berakhir lho.
Klik Next untuk melanjutkan.
Cheers,
Muthia