Sekian jam perlanan telah dilewati namun kita masih belom sampai juga di tujuan yang sesungguhnya. (Cerita sebelumnya ada di sini: Previous Story).
Lagi-lagi itinerary hanya tinggal itinerary. Pukul 8:00 yang harusnya kita sudah nyebrang dari Dermaga Ketapang berakhir menunggu rombongan yang masih belum datang. Jadi ternyata meeting pointnya ga hanya di Merak, tapi juga ada rombongan yang langsung join di Dermaga Ketapang. Barulah pukul 10:00 kita berlayar ke Pulau Pahawang.
Ngaret lagi ngaret lagi hadeuuuuuuh~~
Tapi alhamdulillahnya adalah walaupun ngaret, sarapan tetep
tersedia
Pulau Kelagian
Ini adalah destinasi pertama kita. Setelah berlayar sekitar
45 menit, akhirnya kita sampai di tempat ini. Lumayanlah ya bisa melihat pasir
(yang ga begitu) putih.
Karena ini belum sampai
Pahawangnya, jadi gue masih mikir "Ooooo iya ini kan Pulau Kelagian.
Jadi wajarlah pasirnya ga begitu cantik. Yang bagus banget kata orang kan
Pahawang. Okesip"
Waktu berkunjung pun habis.
Kita harus kembali ke kapal untuk melanjutkan perjalanan ke destinasi utama
yaitu PAHAWAAAAAAAAANG~~ *girangnya minta ampun*
Pulau Pahawang
Dan jeng jeng jeeeeeeng~ ini dia Pulau Pahawang itu.
Ga ada pasir putih
Ga ada pantai cantik
Ga seperti yang gue bayangkan
Ternyata Pahawang
itu adalah pulau yang dihuni oleh sekumpulan penduduk. Intinya sih semacam
pemukiman warga yang terletak di pinggir laut. OMG. Gue berekspektasi terlalu
tinggi emang. Ya gimana dong abisnya orang-orang bilang "Wajib ke
Pahawang. Bagus Banget"
Anyway, walaupun di luar yang dibayangkan, bukan
berarti gue dan teman-teman ga menikmati perjalanan ini. Buktinya kita tetap
semangat wefie dimanapun berada dan bagaimana pun kondisinya.
Di Pulau ini kita numpang tinggal di rumah penduduk. Setiap
rumah akan menampung sekitar 10 orang. Kita kebagian rumah yang paling depan
bersama 6 orang lainnya. Berhubung kamar yang bisa ditempatin cuma 1, jadi
harus ada yang mengalah untuk tidur di luar. Untungnya tim housemate berbaik
hati merelakan kamar buat kita berempat. *Rejeki anak sholehah*
Setelah meletakkan barang-barang, kita dijamu oleh tuan
rumah. Yes saatnya makan siang~~~
Menunya sederhana tapi nikmat.
- Ikan (Sumpah ikannya enak banget. Masih
kebayang-kebayang nih ampe sekarang)
- Sayur
- Tahu Tempe
- Kerupuk
- Sambel
Nah, perut udah kenyang, sekarang saatnya beraktivitas
kembali. Schedule kita selanjutnya adalah SNORKELING
Spotnya dimana? Yuk ikuti terus cerita gue dan teman-teman. Jangan
ganti channel yah.
SNORKELING DI TAMAN NEMO
Kedengerannya kece ye? Tapi taukah kalian kalau kita
berempat sebenernya cuma ngapung-ngapung di atas doang.
Ga ada satu orang pun dari kita yang bisa nyelem. Hahahaha.
Miris yes. Bahkan gue pun juga cuma bisa menatap nemo-nemo dan landmark dengan
tulisan "TAMAN NEMO" dari jauh. Padahal udah siap mau di foto
underwater sama Mas TRIPACKER tapi benemin kepala aja ga bisa
Ujung-ujungnya tau ga kita foto kayak apaan?
Nih dia:
Setelah agenda snorkeling selesai, kita balik ke penginapan yang
notabene adalah rumah penduduk yang kita tumpangi. Di sana kita mandi
bergantian. Antri cuy.
Sembari ditinggal mandi, niatnya sih mengecas semua HP dan gadget
yang dibawa.
Tapi ternyata Ya Tuhaaaaaan.
Ga ada listrik kecuali jam 18:00 - 05:00
Bisa bayangin kan betapa ga enaknya hidup tanpa colokan di jaman
sosmed kayak gini. Udah listrik ga ada, sinyal pun udah kayak Qalqalah (Hidup
Hidup Mati).
Sungguh gue ga bisa bayangin kalau gue hidup kayak gini.
Ya tapi mau gimana lagi, udah nyampe sini ya pasrah aja lah
ya. Harus bersabar menunggu malam datang biar bisa ngecas HP dan kamera.
Untunglah baterai untuk sunset cruise masih mencukupi.
SUNSET CRUISE
Sunset Cruise tapi ga pake cruise. Lha trus pakainya apa
dong?
Ya kapal nelayan yang kita tumpangi dari pagi doooong.
Kapal yang sangat berjasa. Membawa kita menyusuri lautan mengejar
sunset.
Entah karna cuaca yang emang kurang bagus, atau gue yang ga bisa
motret, hasil foto mengejar sunset cuma alakadar kayak gini
Seiring tenggelamnya matahari, kapal pun mulai merapat kembali ke
dermaga. Kita pun berkumpul di rumah (penduduk) masing-masing.
Di sini gue sadar maksud orang-orang kalau Pahawang bagus. Yups
bagus bawah lautnya. Walau gue cuma bisa menatap nanar dari permukaan sih.
Dan di perjalanan ini pula gue sadar kalau gue ternyata bukan anak
pantai, anak pulau, ataupun anak alam.
Ya saya lebih cinta kota dengan segala hiruk pikuknya, serta
gedung-gedung dan lampu-lampunya. Ga kuat cuy kalau hidup tanpa lampu dan
listrik
-to be continued-
Perjalanan kita masih belum berakhir lho.
Klik Next untuk melanjutkan.
Cheers,
Muthia
No comments:
Post a Comment