"CONFIRMED"
Itulah kata yang muncul setelah dengan super impulsifnya meladenin Promo Free Seat Air Asia November 2016.
"Ya Allaaaaaah. What I've done? Kan tadinya cuma iseng liat-liat doang"
Yaps. Gue dengan tanpa mikir dua kali (berhasil) issued tiket PP Multicity Taiwan - Korea buat penerbangan November 2017. Masuk Taipei, keluar Incheon. Gimana nggak impulsif, harganya lebih murah dibandingin gue pulang kampung pas lebaran ke Padang. 2,8 Juta. OMG siapa yang imannya ga bakalan goyah coba~ ya kan?
Abis beli tiket, barulah gue nawarin ke geng travel squad Bangkok.
"APAAAAHHH??? TAIWAN?? NGAPAIN KESANA??
"ME PASS"
"SKIP"
Kira-kira kata-kata itulah yang bermunculan di grup WA. Ha.Ha.Ha. Okay kayaknya kali ini gue harus pergi sendiri. Gapapa lah biar sekalian Bucket List terwujud dan rasa penasaran Solo Traveling berakhir.
Ga nawarin teman lain?
"NOPE"
Belajar dari pengalaman dan demi ketentraman jiwa:
"I would rather going alone than traveling with unmatched person"
Gue pun mulai menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan. Seperti biasa pastinya menyusun Itinerary, dan budgeting.
Gila lu Muth. Masih setaun lagi udah siapin ini itu aja.
Ya gimana dong....anaknya ISFJ - emang harus well-prepared banget sih.
Sumpah gue masih amaze dengan semua ini. Berani banget beli tiket buat pergi sendirian. Okay, let's say gue berani, tapi apakah Orang Tua ngasih ijin??? Cewek, Sendirian, di Negeri nun jauh di sana. Sungguh gue lebih meragukan bisa dapet izin Orang Tua daripada survive di sana. Untuk sementara gue sengaja melupakan point penting ini. Suatu hari pasti ada saat yang tepat buat minta izin.
Nah, di saat itin sudah mulai beres dan rampung, datanglah chat dari seorang teman, namanya Ona. Dia adalah temen gila-gilaan Korea Taiwan pas SMA. Doi bertanya apakah gue ada rencana ngetrip tahun depan which is 2017. Gue pun berakhir menceritakan semuanya kalau udah issued tiket PP Taiwan - Korea. Sesuai dugaan, kata-kata inilah yang muncul di messenger.
"MANGA KA TAIWAN MUUUUT?" (Red: Ngapain ke Taiwan Mut?)
Hahahahahah. Macam dejavu yes?
Walaupun Ona dulunya suka drama Taiwan, tapi dia ga kayak gue yang emang pingin banget ke Taiwan.
Gue pun menjelaskan kalau dari dulu emang pengen ke Taiwan. Soalnya Top 3 Negara Impian gue adalah Korea, Jepang, Taiwan. Semuanya karena drama. Anaknya ga bisa hidup tanpa drama dari ketiga negara ini sedari dulu.
"Trus kenapa ga ke Jepang aja? Visa Waiver udah punya. Korea juga kan udah pernah."
Pertanyaan yang bagus. Kenapa ga Jepang? soalnya belum siap ke Jepang mendengar semua cerita orang-orang kalau di sana serba mahal.
Trus kalau Korea lagi, karena emang tahun lalu ga puas dan dari dulu pengennya Autumn instead of Spring.
Si Ona pengennya kan Jepang nih. Sementara gue udah beli tiket PP Taiwan Korea. Setelah ngobrol-ngobrol, akhirnya Jepang gue masukin dalam trip kali ini. Konsekuensinya adalah gue harus merelakan durasi di Taiwan. Tadinya pengen keliling dari Taipei sampai Kaohsiung, sekarang dipangkas jadi Taipei doang. Sengaja ga mengurangi jatah Korea karna ini memang main destination. Gue ga mau lagi menyesal karena ga puas untuk kedua kalinya. Pertimbangan lainnya adalah Visa Taiwan lebih gampang ngurusnya dibanding Visa Korea sehingga jika lain kali mau balik lagi urusannya lebih mudah.
Berhubung Jepang juga jadi destinasi kali ini, itinerary juga terpaksa harus diubah. Survey demi survey pun gue lakukan demi itinerary yang sempurna. Ternyata pembuatan itinerary Jepang lebih lama dari yang gue bayangkan. Banyak hal yang perlu dipelajari dan diperhitungkan. Mulai dari pemilihan kartu (Day Pass) apa yang harus dibeli, spot wisata yang akan dikunjungi, rute kereta yang harus digunakan, dan lain sebagainya. Beda rute dan kereta maka beda kartu yang harus dibeli, dan itu juga mempengaruhi budget yang akan dikeluarkan.
Semua sumber dan semua artikel gue kumpulin demi matangnya rencana perjalanan ini. Mungkin buat kalian yang suka spontan akan terlihat ribet dan (well) "OCD lo Mut! Lebay! Ngapain ribet-ribetin diri". Namun, buat gue itu adalah segalanya. Hati dan jiwa belum akan tentram kalau belum ter-manage dengan sempurna.
More over, prinsip gue adalah:
"Kalau hasilnya akan sama, ada yang murah kenapa pilih yang mahal?"
Jadi, semuanya haaaaaaarus diperhitungkan karena Planning dan Budgeting adalah suatu kesatuan yang tak bisa dipisahkan.
Kalau kata Si Adik: "Modal Mikro Hasil Makro"
Singkat cerita, akhirnya itinerary yang bagian Jepang terselesaikan dengan sempurna. Walaupun tiap kali melihat map kereta di Jepang masih bingung nantinya bagaimana di TKP, at least sekarang udah ada bayangan rute-rute di sana. Nyasar-nyasar dikit gapapa lah. Justru disanalah keseruannya.
Bagi yang butuh itinerary perjalanan ini, bisa download di link berikut:
Itinerary udah mateng,
Cuti udah approved,
Booking hotel juga udah,
(Klik link di bawah untuk Review Ho(s)tel/Guest House):
- MR KIM's FAMILY GUEST HOUSE, SEOUL
Yang belum apaan??
IZIN ORANG TUAAAAAAAAA
Ya Allaaaaaaaah malah point terpenting yang belum gue dapetin. Walaupun anaknya suka nekat begini tapi sejujurnya ga berani pergi kalau Orang Tua ga ridho. Apalagi ini perjalanan jauh. Ga mau kan sampai terjadi apa-apa di negeri orang.
Hari demi hari berlalu. Waktu pun semakin dekat. Melihat mood Mama dan Papa lagi oke, barulah gue melancarkan misi buat minta ijin. Sungguh gue super bingung mau mulai dari mana secara mau traveling ke 3 negara. Ya Tuhan 1 negara aja belum tentu approved, ini gue nekat 3 negara.
- Minta Ijin Part 1 -
Yaudah mulailah gue minta ijin dari Korea. Sesuai dugaan, Mama dan Papa ga begitu seneng gue bilang "Korea". Hahaha udah muak kali ya gue bahas Korea mulu dari jaman baheula. Sebenernya sih lebih ke ga senengnya karna (selalu) udah beli tiket duluan baru minta izin. Gue pun menjelaskan panjang lebar kalau kesempatan beli tiket super murah emang ga bisa dilewatkan soalnya ga dateng 2 kali. Makanya selama ini selalu beli tiket dulu.
"Emang berapa tiketnya?"
"2.8 Pa"
Mendengar itu Papa pun diem aja. Soalnya itu emang murah banget padahal penerbangan jauh. Setelah itu diintrogasi lagi.
"Sama siapa kesana? Berapa hari? Nginep dimana?"
"Kakak ini pergi-pergi mulu. Pikirin masa depan, Nak~" >.<
Gue pun jawab sejujur-jujurnya. Kalau kali ini pergi berdua bareng Ona which is teman SMA dan Orang Tua gue juga tau siapa Ona. Total perjalanan 12 hari dan nginep di hostel yang insya allah trusted. Gue juga jelasin kenapa sering bepergian. Memberi reward buat diri sendiri deh intinya. Bukannya ga mikirin masa depan tapi selain butuh refreshing, ini menyangkut kebahagiaan dan keberlangsungan hidup blog. Karna gue ingin perjalanan gue bisa bermanfaat dan jadi referensi buat orang lain. Ya syukur-syukur dapet jodoh di trip itu kan? Hahahaha
Ga sampe disitu aja. Pertanyaan demi pertanyaan lain pun bermunculan.
"Satu pesawat kan?"
"Ngg..nggak Ma...Beda. Ona dapetnya promo yang lain. Beda jam doang. Tapi baru beli yang pergi doang. Pulangnya masih nyari promo"
Mulai deh Si Mama khawatir karna gue ga satu pesawat. Trus gue jelasinlah panjang kali lebar bahwa ga masalah ga sepesawat, selama perjalanan pun palingan tidur. Lagian di pesawat juga ga sendirian. Mama pun mulai agak tenang.
Untuk hari itu, gue sudahi percakapan sampai di sana. Belum dapet approval juga sih. Tapi paling nggak gue udah agak tenang karna Orang Tua udah tau kalau gue mau pergi.
- Minta Ijin Part 2-
Emang sih udah bilang tapi kan official approvalnya belum dapet. Ditambah lagi yang gue ceritain baru Korea. *mulut komat kamit baca doa biar Mama Papa meridhoi perjalanan ini*
Gue pun menyinggung masalah jalan-jalan ini lagi.
"Pa..Ma..Sebenernya...ga cuma ke Korea. Tapi.....ke Jepang juga" *nada suara semakin hilang
Respon yang sangat di luar dugaan. Berbeda dengan Korea, saat gue bahas Jepang ini, nada bicara Papa terdengar lebih hangat dan friendly.
"Jepang juga?"
"Iya Pa...biar sekalian, kan negaranya deketan"
"Ini masih bareng Ona juga kan?", Mama menimpali
"Iya Ma...bareng dari awal sampai akhir"
Blablabla dan akhirnya gue mengakhiri sidang hari itu. Wooooow respon yang sungguh di luar imajinasi. Tadinya membayangkan akan terjadi Perang Dunia ke III karena gue pergi ga cuma ke satu negara.
Okay. Jangan senang dulu. Taiwan belum dibahas cuy. Gimana ini nasib Taiwan gue. Sedangkan masuknya lewat sana.
Trus ditambah lagi ternyata Ona ga jadi ikut ke Korea. Dia memutuskan cuma ikut sampai Jepang.
Well....artinya gue harus cerita Korea lagi. OMG. Kata-kata itu semacam Voldemort akhir-akhir ini di rumah. Yoi...kalo Voldy = "He-who-must-not-be-named", maka Korea = "Word-that-must-not-be-mentioned"
Alright~~ Mari kita lanjut ke sidang berikutnya, sidang penentuan.
- Minta Ijin Part 3-
Dengan penuh percaya diri bilang ke Mama:
"Ma...jadinya ke Korea sendiri"
As expected. Emak gue shock. Gue semacam ulang lagi izin dari awal. Sambil terus berdoa biar hati Mama Papa luluh, gue berusaha meyakinkan mereka kalau bakal aman-aman aja di sana.
"Ma...Pa...cuma Korea doang yang sendirian. Lainnya tetap bareng Ona. Bedanya Ona pulang duluan, aku lanjut Korea.
Mama ga usah khawatir. Kan aku udah pernah kesana. Trus mengerti bahasa mereka. Jadi sama aja aku kayak di Jakarta. Juga sendirian. Kalau masalah nginep, penginapannya insya allah terpercaya. Di jalanan juga banyak orang baik yang bisa jadi tempat bertanya. Kalau masalah berdoa mah udah pasti selalu berdoa. Walaupun jalan-jalan di negeri minoritas Muslim dan susah nyari Mesjid, sholat ga pernah aku tinggalin kok. Bahkan pas aku di sana pernah sholat di peron kereta."
Gue jelasiiiiiin panjang lebar biar Orang Tua ga cemas melepas anak gadisnya ini. Mungkin karna mengerti bahasa sana juga, jadi salah satu yang membuat akhirnya gue dapet ijin buat Solo Traveling.
Ada kali ya 2 jam-an gue telponan cuma bahas beginian. Meyakinkan Orang Tua kalau ga perlu cemas dan khawatir. Yang penting didoain dan diberi kepercayaan itu udah lebih dari cukup.
Setelah dirasa kelar sidang Korea, gue pun akhirnya berhasil bilang kalau kita juga ke Taiwan.
"Taiwan? Dimana lagi tuh?", tanya Mama
"Dekat-dekat Jepang juga.", Papa menimpali, namun kali ini tanpa ekspresi.
"Itu sama Ona kan? Jadi gimana sih rutenya. Coba jelasin dari awal"
Gue pun jelasin dari awal. Gue bareng Ona selama di Taiwan dan Jepang. Dari sini ga bareng karna beda flight. Meeting point kita di bandara Taoyuan, Taiwan.
Rutenya:
Jakarta - Kuala Lumpur
Kuala Lumpur - Taiwan
Taiwan - Jepang
Jepang Korea
Sampai akhirnya Mama pun bilang gini "Yaudah hati-hati ya nanti di sana. Jangan lupa terus berdoa. Semoga kalian berdua selamat pulang pergi dan selamat selama di sana"
Pengen meluk Mama Papa rasanya. Tapi apa daya tangan tak sampai.
Alhamdulillaaaaaaaaaaaaaah, udah tenaaaaaang setenang-tenangnya. Ijin Orang Tua sudah di tangan. Impian semakin di depan mata.
Penasaran cerita perjalanan selama di sana? Yuk intip di artikel di bawah ini:
Day 8: Keliling Busan dan Pengalaman Naik KTX ke Seoul
Day 9: Menerjang -1 Derajat Celcius demi Bucket List, DMZ
Day 9: Menerjang -1 Derajat Celcius demi Bucket List, DMZ
Day 12: Ke Jakarta Ku Kembali
Cheers,
Muthia
No comments:
Post a Comment